Biografi Ilmuan Bidang Teknologi

5/13/2020 Rahmat 0 Comments


1. Prof. B.J. Habibie
Riwayat Pendidikan Pak Habibie yang Kejeniusannya Mendunia!


  • Nama Lengkap: Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
  • Nama Populer: BJ Habibie
  • Istri: Hasri Ainun Besari
  • Tempat, Tanggal Lahir: Pare-pare, 25 Juni 1936
  • Masa Menjabat Presiden: 21 Mei 1998-20 Oktober 1999
  • Pendidikan: SMAK Dago, Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), RWTH Aachen
  • Anak: Ilham Akbar, Thareq Kemal
Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan nama lengkap dari BJ Habibie. Beliau lahir pada 25 Juni 1936 di Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Presiden ketiga Indonesia ini menempuh pendidikan SMA di SMAK Dago, Kota Bandung pada tahun 1954. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di ITB (Institut Teknologi Bandung). Namun, hanya beberapa bulan di ITB kemudian Ia memutuskan untuk mengikuti jejak teman-temannya untuk bersekolah di Jerman. Namun berbeda dengan yang lainnya, Ia tidak menggunakan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman melainkan dengan menggunakan biaya sendiri dari ibunya yaitu R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yaitu teknologi maritim dan teknologi dirgantara dikala Indonesia waktu itu masih berkembang akhirnya BJ Habibie diberi kesempatan belajar di Jerman. Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia untuk mengemban pendidikan di luar negeri dan menimba ilmu disana. Habibie merupakan rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Kemudian Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule.
2. Khoirul Anwar
Buku Guru. Bahasa Indonesia SMA/MA/ SMK/MAK KELAS - PDF Free Download
Ilmuwan asal Indonesia. Beliau dikenal sebagai Penemu dari Teknologi Jaringan 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Professor Khoirul Anwar lahir pada 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur. ia merupakan Putra dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi seorang petani di kediri. Ayahnya meninggal karena sakit saat ia baru lulus SD tahun 1990. Ayah Khoirul meninggal karena sakit, saat ia baru lulus SD pada 1990. Ibunyalah kemudian berusaha keras menyekolahkannya, walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang lulus SD. Sejak kecil, Khoirul hidup dalam kemiskinan. Tapi ada saja jalan baginya untuk terus menuntut ilmu. Misalkan, ketika melanjutkan SMA di Kediri, tiba-tiba ada orang yang menawarkan kos gratis untuknya. Kemudian ia meneruskan kuliah di ITB Bandung Jurusan Teknik Elektro lulus dengan predikat cum laude di tahun 2000.
Source : https://www.biografiku.com/biografi-khoirul-anwar-penemu-Jaringan-4G-Berbasis-OFDM
3. Dr. Jhony Setiawan
johny setiawan – BUSET Indonesian Magazine in Australia
J yakni astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Johny Setiawan dikenal sebagai penemu banyak planet ekstrasurya.
Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b.

Salah satu inovasi berikutnya yakni sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, berjulukan TW Hydrae . Penemuan ini dipublikasikan di Nature, vol. 451, 38 (2008). Planet tersebut masih dalam piringan cakram bubuk dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Contoh penemuannya yang lain yakni HIP 13044 b, HD 47536 c, HD 110014 b, HD 110014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b.
Biografi:
Johny Setiawan lahir pada 16 Agustus 1974. Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai semenjak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Alam Semesta dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Johar Baru karenanya mulai menggali lebih banyak ihwal astronomi, termasuk di dingklik sekolah.

Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 hingga meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.

Sisi lain kehidupan Johny yakni hobinya memasak, fitness, dan melukis. Kemampuan memasak diasahnya ketika bekerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller selama studi awal di Jerman. Hingga kini, bermacam-macam masakan, mulai nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Hingga sekarang, ia sering mendapatkan pesanan makanan untuk program kantor ataupun teman.
Untuk fitness, Johny melakukannya 2-3 kali seminggu. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Cile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda membuatnya harus menjaga stamina. Selain itu, ia juga memandang pentingnya ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik biar bisa mendukung kariernya.
4. Prof. Ir. R.M. Sedyatmo

Prof. Dr. Ir Sedyatmo | ALSI

Profil dan Biografi Prof. Ir. R.M. Sedyatmo. Ia lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1909 beliau adalah seorang insinyur Indonesia. Sedyatmo yang sering dijuluki “Si Kancil” karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hogescholl (THS) (sekarang ITB) Bandung. Selesai dari THS pada 1934, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal sebagai penemu “Pondasi Cakar Ayam” pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.


Source: https://www.biografiku.com/biografi-prof-ir-rm-sedyatmo
5. Dr. Yogi Ahmad Erlangga
Yogi Ahmad Erlangga ~ Pecahkan Rumus Rumit, Ilmuwan Indonesia Ini ...

Yogi Ahmad Erlangga (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 8 Oktober 1974; umur 43 tahun) adalah seorang ilmuwan yang berhasil memecahkan Persamaan Helmholtz menggunakan metode matematika numerik dan mendapatkan Penghargaan Bakrie Award X pada 2012.
Selain menempuh pendidikan di Belanda, Dr. Yogi juga sempat mengikuti program post-doctoral di Jerman dan menjadi asisten profesor bidang matematika di Universitas Alfaisal, Arab Saudi. Dirinya belajar banyak dengan melakukan penelitian di di bidang aljabar linier dan analisis matriks. Atas prestasi yang ditorehkan dirinya, bukan hanya Indonesia saja yang berbangga hati. Namun juga para ilmuwan dunia yang berusaha memecahkan hal tersebut selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Profesor pembimbing Dr. Yogi, Dr. Vees Vuik .
Pada Desember 2001, Yogi mengajukan diri untuk melakukan riset terhadap Persamaan Helmholtz kepada Universitas Teknologi Delft. Perusahaan minyak raksasa Shell meminta Yogi untuk menemukan penyelesaian robust (dapat dipakai pada semua masalah) dari Persamaan Helmholtz.

0 comments: